Oleh:Haura Lailatul Fitrah
Penulis Merupakan Mahasiswa Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah Universitas Islam Negeri Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe
Pendidikan dalam Islam tidak hanya sekadar belajar di kelas atau menghafal teori. Lebih dari itu, pendidikan adalah proses membentuk kepribadian, akhlak, dan cara berpikir yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. Dalam hal ini, dakwah dan pendidikan memiliki hubungan yang sangat erat. Dakwah bukan hanya ceramah atau khutbah, tapi juga segala bentuk usaha untuk menyebarkan kebaikan dan ilmu. Salah satu sarana yang bisa digunakan untuk itu adalah perpustakaan. Bagi sebagian orang, perpustakaan mungkin hanya tempat untuk meminjam buku atau mencari referensi tugas. Padahal, jika dilihat lebih dalam, perpustakaan punya peran yang sangat besar dalam mengembangkan ilmu dan menanamkan nilai-nilai dakwah. Dari sinilah muncul kesadaran bahwa membaca bukan hanya kegiatan akademik, tapi juga bagian dari ibadah. Allah bahkan memerintahkan manusia untuk membaca dalam wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Ini menunjukkan betapa pentingnya ilmu dan literasi dalam Islam.
Perpustakaan bisa menjadi ruang dakwah yang hidup. Buku-buku yang tersimpan di dalamnya mengandung ilmu pengetahuan yang luas, termasuk nilai-nilai moral dan ajaran Islam. Ketika seseorang membaca dengan niat mencari kebenaran dan kebaikan, sebenarnya ia sedang berdakwah kepada dirinya sendiri. Begitu juga ketika pustakawan membantu pengunjung dengan sabar dan ramah, itu juga bagian dari dakwah melalui perbuatan.
Di sekolah atau kampus, perpustakaan dapat menjadi wadah untuk menghidupkan kegiatan literasi Islami. Misalnya, dengan mengadakan bedah buku keagamaan, kajian tematik berdasarkan literatur Islam, atau pelatihan menulis dengan sudut pandang keislaman. Kegiatan seperti ini tidak hanya menambah wawasan, tapi juga memperkuat karakter dan akhlak generasi muda.
Sejarah Islam pun mencatat betapa pentingnya peran perpustakaan. Pada masa kejayaan Baghdad, berdirilah Baitul Hikmah, pusat ilmu pengetahuan yang menjadi tempat para ulama dan ilmuwan berdiskusi, menulis, dan menerjemahkan karya dari berbagai bahasa. Semangat mencari ilmu yang dibarengi dengan nilai keagamaan inilah yang membuat umat Islam mencapai puncak peradaban saat itu.
Kini, semangat itu perlu kita hidupkan kembali. Perpustakaan di era modern seharusnya tidak hanya berisi rak-rak buku yang sunyi, tapi juga menjadi pusat kegiatan intelektual dan spiritual. Tempat di mana pelajar dan mahasiswa bisa menemukan inspirasi, memperluas wawasan, serta mendekatkan diri kepada Allah lewat ilmu.
Melalui perpustakaan, dakwah bisa berjalan dengan cara yang tenang dan mendalam. Bukan dengan paksaan, tapi lewat pengetahuan dan kesadaran. Karena sejatinya, ilmu yang bermanfaat dan akhlak yang baik adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Keduanya tumbuh dari niat yang tulus untuk belajar, membaca, dan mengamalkan apa yang diketahui.









