Oleh: Saleha Jafar
Penulis Merupakan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe
Literasi membaca merupakan keterampilan dasar yang sangat penting dalam pendidikan dasar. Kemampuan ini tidak hanya memengaruhi pemahaman siswa terhadap materi pelajaran, tetapi juga berperan dalam pengembangan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Oleh karena itu, guru memiliki peran strategis dalam meningkatkan literasi membaca siswa, khususnya dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Pembiasaan Membaca Harian
Salah satu strategi yang efektif adalah membiasakan siswa untuk membaca setiap hari. Pembiasaan ini dapat dilakukan dengan menyediakan waktu khusus setiap hari untuk membaca, seperti 15 menit sebelum pelajaran dimulai. Selain itu, guru dapat menyediakan berbagai bahan bacaan yang menarik dan sesuai dengan usia siswa, seperti cerita pendek, artikel ringan, atau komik edukatif. pembiasaan membaca harian dapat meningkatkan minat dan kemampuan membaca siswa secara signifikan.
Penerapan Metode Membaca Terpadu
Metode membaca terpadu melibatkan integrasi kegiatan membaca dengan mata pelajaran lain. Misalnya, setelah membaca teks, siswa diminta untuk menulis ringkasan, berdiskusi, atau mempresentasikan isi bacaan. Hal ini tidak hanya meningkatkan keterampilan membaca, tetapi juga keterampilan menulis, berbicara, dan berpikir kritis. penerapan metode membaca terpadu dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap teks yang dibaca dan memperkaya pengalaman belajar mereka.
Pendekatan Individual terhadap Siswa
Setiap siswa memiliki tingkat kemampuan dan minat yang berbeda-beda dalam membaca. Oleh karena itu, guru perlu melakukan pendekatan individual untuk mengidentifikasi kebutuhan dan kesulitan masing-masing siswa. Pendekatan ini dapat berupa pemberian tugas yang disesuaikan, bimbingan intensif, atau penggunaan media yang menarik bagi siswa. pendekatan individual dapat membantu siswa yang mengalami kesulitan membaca untuk berkembang sesuai dengan kemampuan mereka.
Tantangan dalam Meningkatkan Literasi Membaca
Tantangan dalam meningkatkan literasi membaca anak SD/MI tidak hanya terletak pada kemampuan teknis membaca, tetapi juga pada upaya menumbuhkan minat dan kebiasaan membaca sejak dini. Banyak siswa yang mampu mengenali huruf dan kata, namun belum terbiasa memahami isi bacaan secara mendalam. Hal ini diperparah oleh dominasi gawai dan media digital yang lebih menarik perhatian anak dibandingkan buku. Kurangnya koleksi bacaan yang sesuai dengan minat dan tingkat perkembangan anak juga menjadi kendala, sehingga kegiatan membaca sering dianggap sebagai kewajiban sekolah, bukan kebutuhan yang menyenangkan.
Selain itu, dukungan lingkungan belajar turut menentukan keberhasilan peningkatan literasi membaca. Di beberapa sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah, fasilitas perpustakaan masih terbatas, sementara guru belum semuanya memiliki strategi kreatif dalam mengembangkan pembelajaran literasi. Peran orang tua pun sering terabaikan, padahal kebiasaan membaca di rumah dapat memperkuat pembiasaan di sekolah. Oleh karena itu, meningkatkan literasi membaca anak SD/MI membutuhkan sinergi antara guru, orang tua, dan masyarakat untuk menciptakan ekosistem literasi yang hidup dan menyenangkan bagi anak.
Penutup
Meningkatkan literasi membaca bukan hanya tanggung jawab siswa, tetapi juga guru. Dengan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, memilih bahan bacaan yang menarik, dan memanfaatkan teknologi, guru bisa menumbuhkan minat baca dan kemampuan literasi siswa. Lingkungan belajar yang kondusif serta strategi yang tepat akan membuat proses pembelajaran Bahasa Indonesia lebih efektif dan siswa menjadi lebih aktif, kreatif, dan kritis.









